Langsung ke konten utama

My schoolar

Why I have to get a higher education for Master degree? For what’s?

(The sweetest moment of my Graduation Bachelor Degree on March 15, 2015)

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam
Ya Allah Engkau yang Maha Agung yang bersemayam di atas ‘Arsy, terimakasih ya Allah atas nikmat, rejeki, dan petunjuk yang selalu Engkau berikan kepadaku. Terimakasih telah menganugerahkan Ayah dan Ibu yang siap menjagaku setiap saat di dunia-Mu ini, melindungi dari setiap gempuran bertubi-tubi yang aku alami, dan mengusahakan apapun yang aku inginkan dan aku butuhkan.

Teruntuk Ayah dan Ibu yang doanya selalu dijawab oleh Allah…
Kesuksesan yang aku alami sampai detik ini tidak lain berkat doa dan usaha yang Ayah dan Ibu lakukan. Tiada henti-hentinya berucap syukur kepada-Mu ya Allah…

Saya ingin berbagi sedikit catatan dari cerita kilas balik kesuksesan yang sudah saya alami. Kesuksesan yang saya alami hingga saat ini belum ada apa-apanya dengan kesuksesan kalian/Bapak/Ibu yang jauh lebih hebat dari pada saya. Di usia saya yang menginjak 22 tahun ini, banyak sekali pengalaman hidup yang saya dapatkan. Masih banyak lagi kesuksesan-kesuksesan lain dimasa mendatang yang harus diraih.

Berawal dari kesekian perjuangan saya yang ingin sekali melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Ya saya katakan “kesekian” karena memang perjuangan ini saya mulai ketika ingin melanjutkan studi SMA. Betapa Ayah saat itu sangat mengajarkan kepada saya arti “kemandirian” sehingga saya bisa melanjutkan studi SMA kemudian S1 semua dengan beasiswa Full Funded. Puncaknya ketika saya ingin melanjutkan studi saya kembali ke jenjang S2, ayah sangat mendukung saya. Lalu ada satu pertanyaan yang berputar di kepala dan bersemayam di hati,

Why I have to get a higher education for Master degree? For what’s?

Dan saya telah mendapatkan jawabannya berkat mengikuti seleksi pada beasiswa S2 saya kali ini. Sebelumnya pada seleksi beasiswa SMA dan S1 tidak banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan karena proses seleksi beasiswa yang hanya mencakup seleksi administratif/pemberkasan. Jika berkas lengkap It’s Oke you get your scholarship!.  Namun untuk S2 ini selain ada seleksi administratif juga ada seleksi wawancara. Ya seleksi beasiswa yang saya ikuti kali ini adalah seleksi beasiswa LPDP (click this link for more: www.lpdp.depkeu.go.id). Dimana disana saya bertemu teman-teman seperjuangan baru dan bertemu tiga orang Interviewer yang sedikit banyak telah membantu meluruskan pemikiran dan membantu saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya diatas. Beliau-beliau merupakan dua Bapak Professor and satu Ibu Psikolog. 

Pertanyaan bertubi-tubi tersebut saya jawab dengan tegas dan cepat hingga memakan waktu sekitar 20 menit. Padahal waktu yang diberikan untuk setiap orang pada sesi wawancara adalah sekitar 45 menit. Ntah ini pertanda baik atau buruk, saya hanya bisa berucap syukur kepada Tuhan saya dapat melalui sesi ini dengan baik dan keputusan saya serahkan kepada-Nya.
Dan Alhamdulillah tepat pada tanggal 10 September 2015, saya mendapatkan e-mail dari pihak LPDP,

“SELAMAT ANDA TELAH LULUS SELEKSI WAWANCARA”

Terimakasih Allah, terimakasih LPDP. Kesempatan besar ini tidak akan saya sia-siakan. Berkat pengalaman hidup ini saya sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya ini,

Why I have to get a higher education for Master degree? For what’s?
Cause I want to be a better person than that of now. Although I am a woman who will be a mother later, I will be the first school for my children, InsyaAllah.

Ya dengan melanjutkan studi, kita akan belajar lebih banyak tentang kehidupan ini dan kita dapat mengembangkan potensi yang kita miliki untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti itulah kurang lebih kronologis cerita kilas balik pengalaman saya yang ingin melanjutkan studi dengan beasiswa. No Scholarship, No Study!. Tak lupa saya juga ucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang sudah membantu saya Bapak/Ibu Dosen, kakak senior, awardee LPDP, dan teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu karena sudah terlalu banyak orang yang saya repotkan. Terimakasih. Semoga catatan ini bermanfaat bagi para pembacanya.

“Akan terputus semua amal ibadah seseorang ketika ia meninggal, kecuali 3 perkara: Amal jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Doa dari anak sholeh”
Terus belajar, semangat menuntut ilmu untuk kita semua J


With love,
Devi Anggraini Putri
Indonesia, 11/09/2015

Komentar

  1. Mbak devi congrats ya mbak.... Bangga dan ikut seneng sama kamu mbak... Semoga allah selalu memberikan yg terbaik dalam segala hal mbak... Aminamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih aries, aries juga tidak kalah hebat (y). Terus berjuang nduk! Semoga selalu yg terbaik dalam kehidupan kita. Aminnn

      Hapus
  2. Wah jadi ke eropa yaaa dev? Semoga sukses yaaa aamiin

    BalasHapus
  3. Wah jadi ke eropa yaaa dev? Semoga sukses yaaa aamiin

    BalasHapus
  4. Subhanallah...
    Setiap orang memiliki takdir yang berbeda-beda, dan Allah akan selalu memberikan kemudahan dibalik kesusahan pada orang-orang yang bersungguh-sungguh...
    Bismillah semoga kita kelak tergolong dalam orang-orang yang dapat membagikan ilmu kita bagaimanapun caranya.
    Sukses selalu ya teman seperjuangan TA,,, wish u all the best.

    BalasHapus
  5. Selamat yaa devi anggraini putri.. Pasti ada jalan di setiap usaha dan doa.. Good luck for to be a better person .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulpi

Di Pagi hari yang cerah, Teman : Hai Dev, kamu sudah kerjakan tugas dari Professor Han? Aku      : Sudah dong Teman : Wah bisa diskusi sebentar, mungkin kita bisa duduk di situ ( berlari menuju kursi di taman ) Teman : Oh God semalam hujan ya, jadi semua kursi pada basah, andai aja kursi di taman ini bisa dibolak-balik atau dilipat, ngga basah kan jadinya, huft Aku      : Iya seperti kursi Tulpi di Holland Teman : Apa itu kursi Tulpi? Aku      : Loh kamu belum tau ya, coba kamu lihat gambar ini ( sambil membuka galeri handphone ) Ya kurang lebih begitulah percakapan singkat aku dengan temanku di lingkungan kampus sesaat sebelum kelas pagi dimulai. Kursi Tulpi begitu dinamakan, sebuah produk kreatif industri yang diciptakan oleh perusahaan desain produk di Nieuwegein, Belanda. Tidak seperti kursi pada biasanya, kursi ini didesain unik untuk dapat membuka, mengatup, dan dapat berputar 360 ᵒ sehingga...

My scientific article

Assalamualaikum..  Tulisan ini saya dedikasikan untuk kompetisi  Lomba Esai Nasional Mahasiswa (LENSA) 2013 HIMKI – Universitas Tanjungpura Pontianak, tulisan ini dihargai menjadi runner up \(^O^)/ .. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca khususnya pecinta "Chemistry" :) Ahli Kimia Sebagai Pengolah Limbah Industri Penyamakan Kulit Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal di dunia dengan hasil alam yang melimpah. Tumbuhan dan hewan-hewan yang bervariasi juga melengkapi kekayaan di Indonesia. Semua kekayaan tersebut merupakan bahan mentah yang perlu diolah menjadi barang-barang yang bernilai jual untuk meningkatkan taraf   hidup rakyatnya. Di zaman modern dan era globalisasi seperti ini, sektor industri merupakan bagian yang dinilai mampu meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara di mata dunia. Saat ini setiap industri memiliki masalah yang sama mengenai bagaimana cara pengolahan ...

The First Daughter

Anak Pertama Assalamualaikum sahabat, semoga jiwa yang tentram selalu membersamai kalian J Kali ini mau membahas mengenai serba-serbi suka duka menjadi anak pertama, Ya of course aku sendiri adalah anak pertama dari tiga bersaudara. So, bagi kalian yang ngerasa punya nasib sama yuk kita sharing! Suka-nya menjadi anak pertama: 1.        Mendapat limpahan kasih sayang Sadar ngga sih guys kalau diantara saudara-saudara yang lain, kita yang paling banyak dapat kasih sayang dari ortu? Of course, dari kita bayi netek-netek sampai segede gini kita selalu di sayang dan diperhatikan oleh kedua ortu kita. Jika kasih sayang dikalkulasi dalam hitungan tahun, hari maupun jam, tentu kita yang paling banyak dapatnya kan J . So always bersyukur atas takdir anak pertama yang Tuhan berikan kepada kita. Karna bagiku sih kasih sayang itu segalanya deh di dunia ini. Kasih sayang dari siapa aja, kedua orang tua, keluarga terdekat, orang-orang terdekat, sahab...